Fakta tentang Offshore Decommissioning Indonesia

Alhamdulillah kemarin saya berkesempatan dapet free ticket seminar 3rd IndoDecomm, dan saya bermaksud berbagi review dari acara tsb dalam bentuk fakta2 menarik soal Decomm di Indonesia dalam tulisan ini. File presentasinya sudah saya share disini, silahkan didownload.

Sebelumnya saya kasih intro dulu mengenai decomm ini ya. Jadi decomm ini maksudnya adalah proses pencabutan / penghilangan fasilitas eksplorasi dan produksi minyak dan gas, khususnya di lepas pantai (offshore decomm). Yang dihilangkan tidak hanya platform nya, tapi semua fasilitas lainnya, spt pipeline, peralatan di dalam platform, dan sumur minyak dan gas nya.

Untuk mempersingkat waktu, saya tuliskan review fakta menarik tentang offshore decomm di Indonesia berikut:

  • Latar belakang pelaksanaan offshore decom adalah karena platform2 di dunia (termasuk Indonesia) sudah mendekati habis umur layannya:
    • Gulf of Mexico    = 4000+ platform, 60% > 15 tahun
    • North Sea            = 600+ platform, 55% > 15 tahun
    • South East Asia  = 1300+ platform, 80% > 20 tahun
  • Masalahnya, kegiatan decomm sangat tidak menguntungkan secara ekonomi / bisnis, sehingga stakeholders mencari cara (baik teknis maupun administratif) untuk menurunkan biaya offshore decomm. Keuntungan kegiatan decomm, walaupun tidak terlalu signifikan, kurang lebih sbb:
    • Aset (milik negara) yang tidak terpakai dapat digunakan lagi atau dijual
    • Lingkungan / ekologi yang bebas dari resiko pencemaran, dan manfaat dari konversi platform ke karang (rig-to-reef)
    • Keamanan transportasi laut
    • dll
  • Jumlah platform di Indonesia sebanyak 613 (data SKK Migas), yang berumur > 20 tahun sebanyak 335 platform. Statistiknya bisa dilihat di gambar ini:
  • screen-shot-2016-10-08-at-8-54-32-pm
  • Regulasi di Indonesia mengenai offshore decomm masih belum jelas secara detail antar berbagai pihak yang berwenang, yaitu:
    • Dirjen Migas ESDM = aspek teknikal
    • SKK Migas = aspek anggaran
    • Departemen Keuangan = aspek pengembalian aset kepada negara
    • Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan = aspek amdal
    • Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Maritime = aspek opsi rig to reef
    • dll
  • Proses decomm secara garis besar adalah seperti gambar dibawah ini:
  • screen-shot-2016-10-08-at-9-20-54-pm
  • Platform di Indonesia yang siap di decomm baru 13 platform yaitu Chevron 7 platform dan PHE ONWJ 6 platform. Chevron sudah melakukan persiapan dan rencananya proses decomm akan dimulai pada Januari 2017. Tetapi masih harus menunggu keputusan Presiden, karena aturan aset negara diatas Rp 10M harus melalui persetujuan Presiden.
  • Opsi teknikal dan pemilihan jenis decomm juga sangat banyak, masing-masing tergantung karakter platform itu sendiri, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini:
  • screen-shot-2016-10-08-at-9-07-05-pm
  • Secara umum, proses pelaksanaan decomm adalah seperti ini (berdasarkan rencana dari Chevron):
  • screen-shot-2016-10-08-at-9-27-36-pm
  • Faktor yang membuat biaya offshore decom, menurut Oceaneering, adalah karena faktor uncertainty data (ketidakpastian data, karena platform tua) dan transparency (keterbukaan nilai platform, kondisi, dll) sehingga kontraktor selalu mematok harga konservatif yang mahal. Karena menurut kontraktor, ketidakpastian ini membuat kontraktor harus menyiapkan segala kemungkinan dari hal yang belum diketahui.
  • Menurut Weatherford, tantangan pasar yang dialami yaitu:
    • Degradasi platform -> mengakibatkan parameter decomm sulit terukur
    • Restriksi ruang dan bobot -> harus hati-hati dalam proses nya, lebih sulit daripada saat install
    • Ketidakpastian data -> sama seperti Oceaneering
    • Logistik -> termasuk teknologi, alat, dll
    • Project Plan dan Delay -> kondisi laut harus sangat mendukung saat eksekusi decomm
    • Personnel -> masih sedikit expertise di bidang ini
  • Hal yang perlu diperhatikan dalam proses decomm:
    • Penghematan biaya
    • Keamanan (safety)
    • Metode khusus, custom equipment
    • Kisah sukses
    • Pengalaman (efisiensi dan reliabiliti)
    • Aspek sosial
  • Kunci sukses offshore decomm, menurut Oceaneering:
    • Penelitian kondisi detail mengenai platform
    • Solusi engineering yang sudah terbukti
    • Peralatan yang lengkap (tidak perlu delay karena tidak adanya peralatan), termasuk vessel.
Posted in Migas. 4 Comments »

4 Responses to “Fakta tentang Offshore Decommissioning Indonesia”

  1. perikanan dan kelautan Says:

    Keren…mantap infony bang

  2. Afrizal Ramadhan Says:

    Beberapa lokasi di Indonesia yang pernah saya ikut dalam proyeknya juga tentanga decommisioning ini. ijin menyebarkan tulisan ya, karena inspiratif sekali


Leave a comment